Kerukunan

Kerukunan
 

A. Pengertian Kerukunan
Dalam KBBI, kerukunan artinya baik dan damai, bersatu hati, perihal hidup rukun, rasa rukun, kesepakatan.
Kerukunan adalah suatu kehidupan yang baik dan damai, bersatu hati antara sesama guna mewujudkan tujuan bersama.
Kerukunan memiliki makna saling mengakui dan menghargai keberadaan, harkat dan martabat pemeluk agama, serta penganut kepercayaan terhadap Tuhan sehingga terbina keadaan yang mencerminkan saling pengertian dan tercipta kedamaian serta ketentraman.
“Salulung sabayantaka, paras-paros sarpanaya”
Selalu bersatu padu baik dalam keadaan suka maupun duka.

B. Kerukunan Hidup Beragama

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam pemeluk agama, suku, dan adat istiadat, oleh karena itu masyarakat Indonesia sepatutnya lebih mengedepankan toleransi yang tinggi antar pemeluk agama dan menerapkan Tri Kerukunan Hidup sehingga tumbuh rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama.
Tri Kerukunan Hidup antara lain:
1. Kerukunan intern umat beragama, yakni kerukunan hidup dari masyarakat yang seagama.
2. Kerukunan antar umat beragama, yakni menghormati dan menghargai penganut agama yang berbeda.
3. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah, yakni menjadi umat yang taat terhadap ajaran agama dan sekaligus menjadi warga negara yang baik.
Sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengamanatkan bahwa bangsa Indonesia harus selalu dapat memupuk hidup rukun antar agama.
Pasal 29 Ayat 2 UUD’45 mengamanatkan bahwa tiap-tiap penduduk bangsa Indonesia dijamin kebebasannya untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai dengan agama yang dipeluknya.
GBHN 1999 melalui Tap MPR No. IV/MPR/1999 menegaskan tentang pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama, yaitu: “Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk perguruan tinggi.”

C. Makna dan Hikmah Peringatan Hari Besar Agama

Pelaksanaan hari-hari besar keagamaan merupakan wahana untuk memutar cakra kehidupan karena adanya pelaksanaan upacara-upacara hari-hari besar agama roda ekonomi menjadi berputar, dharma santhi atau silaturahmi dapat berjalan sehingga terwujudlah kesejahteraan dan kebahagian antar umat beragama.
Peringatan hari-hari besar keagamaan merupakan wahana bagi umat beragama untuk merenungkan kembali dirinya tentang apa-apa yang belum, sedang, dan akan dilaksanakan guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya atas petunjuk Tuhan serta prabhawanya.
Makna dari peringatan agama hari –hari besar keagamaan bagi pemeluk- pemeluknya adalah :
a. Mempertebal keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan mematuhi perintah –perintahnya dan menjauhi segala larangan nya.
c. Menumbuhkan sikap toleransi atau saling hormat – menghormati antar umat beragama.
d. Menumbuhkan sikap ramah, kasih sayang serta menjauhkan dari sifat dengki dan bermusuhan.
e. Mewujudkan kerukunan antar umat beragama sehingga terbina persatuan dan kesatuan bangsa.
f. Menghindari sikap sombong dan pembenci.
g. Selalu memperlakukan seseorang sesuai harkat, derajat, dan martabatnya.
h. Menghindari sikap sewenang-wenang terhadap seseorang dan orang lain.
i. Terbiasa menunjukkan sikap dan perilaku suka memberi maaf.
j. Menghindari sikap dendam.
k. Selalu cepat melupakan kesalahan seseorang.
l. Menghindari permusuhan.
m. Terbiasa bersikap dan berperilaku suka menolong.
n. Rela memberikan bantuan kepada seseorang.
o. Menghindari sifat kikir.
p. Selalu memberikan sebagian hartanya untuk seseorang yang memerlukan.
q. Bersikap menyayangi seseorang seperti menyayangi diri sendiri.
r. Menghindari rasa benci.
s. Terbiasa bersikap menghargai seseorang.
t. Menghindarkan diri dari sikap meremehkan seseorang.
u. Selalu berperan serta dalam berbagai kehiatan kegotongroyongan.
v. Tidak membiarkan keluarga atau teman melakukan hal yang buruk/salah.
w. Bersikap mengutamakan hidup bersama “berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah”.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »