PENDIDIK DAN ANAK DIDIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
pedagogik
Dosen Pengampu: Iis Aprinawati, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “ PENDIDIK DAN ANAK DIDIK ) “ pada mata kuliah Pedagogik. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bangkinang, 25 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pendidik............................................................................................. 3
B. Anak Didik........................................................................................ 10
C. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak Didik................. 15
BAB III PENUTUP...................................................................................... 21
A. Kesimpulan........................................................................................ 21
B. Saran.................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pendidikan, manusia merupakan unsure yang sangat menentukan guna terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien, kedua unsur manusia tersebut merupakan kunci bagi terjadinya pendidikan.
Pendidik merupakan pihak yang membantu anak didik karena ketidakberdayaannya untuk menjadi manusia sebagaimana yang dimiliki oleh si oendidik itu sendiri. Pendidik adalah orang yang membimbing anak agar si anak tersebut bias menuju kea rah kedewasaan dalam pelaksanaanya dalam keluarga maupun diluar lembaga keluarga. Sebaliknya anak didik merupakan pihak yang dibantu oleh pendidik selain tidak berdaya, namun dia memiliki potensi tertentu untuk berkembang. Karena memiliki potensi itulah, pendidik berusaha mengembangkan secara optimal.
Pendidik dan Peserta didik dalam pendidikan merupakan satu dan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan akan berfungsi baik jika terwujudnya pendidik dan peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan Peserta didik tidak akan terlepas dari perjuangan, bimbingan dan tuntunan dari para pendidik dan begitu juga sebaliknya, para pendidik akan dikatakan berhasil jika mampu membimbing, membina dan mengajarkan peserta didik dengan baik dan professional. Maka dari itu, pendidikan akan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai akan terlihat dari kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pendidik ?
2. Apa jenis-jenis pendidik ?
3. Apa syarat-syatrat pendidik ?
4. Apakah pengertian anak didik ?
5. Sebutkan cirri-ciri anak didik ?
6. Bagaimanakah perkembangan anak didik ?
7. Apa peran anak didik sebagai individu ?
8. Bagaimana interaksi pendagogis antara pendidik dengan anak didik ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian pendidik dan anak didik
2. Mengetahui jenis-jenis pendidik
3. Mengetahui cirri-ciri dari anak didik
4. Mengetahui perkembangan anak didik
5. Mengetahui peran anak didik sebagai individu
6. Mengetahui interaksi yang terjadi antara pendidik dan anak didik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidik
Pendidik merupakan orang yang membimbing terjadinya proses pendidikan pada peserta didik, sehingga pendidik memiliki tanggungjawab terhadap keberhasilan atau kegagalan pendidik. Seorang pendidik seyogyanya memiliki kelebihan dari peserta didik, yang membuat peserta didik merasa tergantung, dan sangat membutuhkannya. Menjadi pendidik merupakan fitrah setiap manusia dalam memenuhi tanggungjawabnya sebagai orangtua terhadap anaknya.
.Sesuai dengan hal ini, M. Fadhil Jamil memaknai pendidik sebagai orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik, sehingga terangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia.
Dalam proses pendidikan, pendidik memegang peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidik merupakan orang dewasa baik secara kodrati ( orang tua ) maupun secara profesi (menjadi oendidik karena tugas jabatan) bertanggung jawab dalam menumbuhkembangkan anak didik.
Dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidik adalah tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005).
Orang tua sebagai pendidik utama dan yang utama berkewajiban mendidik anknya karena kewajaran tagging jawab dari kehidupan itu sendiri. Pendidik kedua adalah karena jabatan mendapat tugas sementara dari orang tua untuk mendidik anak-anak mereka (para orang tua). Mereka yang termasuk pendidik karena jabatan misalnya guru TK sampai SMA, pembimbing dalam kelompok bermain pengasuh di rumah yatimpiatu dan lainnya.
1. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelaksanaan pendidikan dengan dengan sasarannya adalah anak didik.
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, pendidik memiliki peran yang menentukan, sebab bias dikatakan pendidik merupakan kunci utama terhadap kesuksesan pendidikan. Untuk itu seseorang pendidik harus memenuhi persyaratan tertentu yang memadai, cirri-ciri yang berbeda dibandingkan dengan profesi lain.
Anak didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Oleh karena itu, yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di lingkungan keluarga adalah orang tua, di lingkungan sekolah adalah guru, di lingkungan masyarakat adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pendidikan, seperti pengasuh anak yatim, pembimbing dalam kelompok bermain. Pendidikan berlangsung dalam pergaulan, seperti dikemukakan Langeveld (1980): tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru, dan sebagainya) dengan anak merupakan lapangan atau suatu tempat dimana perbuatan mendidik berlangsung.
Orang dewasa merupakan manusia yang sudah mandiri, tidak tergantung kepada orang lain, tidak tergantung kepada pendapat orang lain tentang harga dan martabat dirinya, dan kesanggupannya. Untuk membedakan gejala-gejala keanakan dan kedewasaan, Ngalim Purwanto (2004) mencoba membandingkan sebagai berikut :
No
|
Keanakan
|
Kedewasaan
|
1
|
Mencari bentuk
|
Menampakkan diri sebagai bentuk
|
2
|
Tak mempunyai ketetapan
|
Beranggapan memiliki ketetapan
|
3
|
Tak ada kemerdekaan
|
Merdeka
|
4
|
Mudah berubah
|
Tetap, stabil
|
5
|
Lemah
|
Kuat
|
6
|
Memerlukan bantuan
|
Membantu
|
7
|
Sangat mudah terpengaruh
|
Tidak tergantung kepada orang lain
|
2. Jenis-jenis pendidik
Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk mencapai kedewasaan, dibedakan kepada dua jenis, yaitu pertama pendidik karena keharusan atas kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik karena diserahi tugas untuk mendidik anak.
Pendidik pertama adalah pendidik yang disebabkan kewajaran atanggung jawab untuk membimbing anak, yaitu para orang tua yakni ayah dan ibu. Pendidik kedua ialah pendidik yang memperoleh tugas, karena orang tua untuk sementara tidak dapat melakukan pendidikan. Misalnya orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah karena orang tua tidak lagi mampu membimbing anaknya untuk menyampaikan nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang begitu kompleks pada saat sekarang ini. Pendidik kedua ialah pendidik sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya guru di sekolah (TK-SMA), pembimbing pada kelompok bermain (play group, para pembimbing di lembaga pemeliharaan anak yatim piatu dan sebagainya.
a. Orang Tua
Pendidik pertama muncul karena adanya anak.Segera setelah lahirnya anak, orang tua (ayah dan ibu), dengan secara wajar alamiahdan kodrati mereka menjadi pendidik.Orang tua secara wajar langsung menjadi pendidik karena pada kenyataannya anak lahir dalam keadaan tidak berdaya.Ketidakberdayaan anak terutama dalam dua hal, yaitu tidak berdaya untuk mengurus dirinya sendiri, dan tidak berdaya untuk mengembangkan diri sendiri. Karena itu memerlukan bantuan orang lain, dan tentunya harus orang dewasa.
Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena mereka merasa bertanggung jawab terhadap anaknya.Sehingga dengan tanggung jawab itu mengundang para orang tua untuk membantu berkembangnya si anak, dan membantu perkembangan anak itulah disebut mendidik. Peran pendidik pertama ni sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak agar menjadi besar dan pandai segala macam, namun terutama ia membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaannya, menjadikan anak didik sebagai manusia yang mampu hidup bersama dengan orang lain, manusia bermoral dan berhati nurani
Orang tua sebagai pendidik utama dan oertama memiliki peran yang sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik agar anak ia menjadi besar, pandai bermacam-macam hal, tapi mereka terutama membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaan, hati nurani, dan moralnya. Orang tua harus menjadikan anaknya menjadi manusia yang mampu hidup bersama dengan oranglain dan sekaligus menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
Menurut Mazhahiri pengaruh orang tua sangat besar terhadap masa depan anak dan nasib anak apakah akan mendapat kebahagiaan atau kesengsaraan. Beliau memberi contoh orang tua yang tidak mempersoalkan sumber harta kekayaannya, apakah diperolehnya secara subhat atau haram, kemudian dimakan oleh anaknya. Hal tersebut akan berpengaruh langsung pada watak yang buruk dan menyimpang ada diri anak.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung terhadap orang tua terhadap masa depan anak pada berbagai jenjang kehidupannya, baik pada periode kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Karena itu islam menganggap tugas pendidikan anak sebagai suatu kewajiban bagi orang tua yang harus didahulukannya.
b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik.Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua.Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, misalnya guru di sekolah.
Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru:
1) Guru harus sudah memiliki kedewasaan.
2) Guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan.
3) Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya.
4) Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik.
5) Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi.
6) Guru harus menjadi seorang pribadi, artinya memiliki pribadi yang terpuji.
Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk mangajar ia dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai dasar, disertai seperangkat latihan keterampilan keguruan (Praktek Pengalaman Lapangan), disitulh ia belajar mempersonalisasikan (menjadi milik pribadi) beberapa sikap keguruan dan kependidikan yang diperlukan.
Adapun suatu ungkapan yang menyatakan “kita tidak dapat mendidik dengan apa yang kita miliki, akan tetapi kita dapat mendidik dengan apa dan siapakah kita ini”. Maksudnya, betapapun seorang guru itu mengetahui banyak hal (pengetahuan), terampil dlam berbagai dan memilki sikap yang menarik, ia tidak akan dapat mendidik anak dengan baik. Akan tetapi barang siapa yang bisa mengintegrasikan semua itu dalam suatu pribadi yang terpujilah yang dapat mendidik.
3. Ciri-ciri pendidik
a. Berwibawa
ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadp anak didik. Pendidik harus memilkiki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasaekan kepada unsure wewenang jabatan. Kewibawaan merupakn suatu pancaran batun yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertisn atas pengaruh tersebut.
b. Mengenal anak didik
Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat anak secara umum, anak usia kelas rendah berbeda sifatnya dengan anak usia kelas tinggi, begitu pula secara khusus setiap anak walau dalam satu kelas dan usia yang tidak jauh berbeda, jika dalam satu kelas ada 40 anak, maka terdapat 40 sifat yang berbeda pula.
Untuk itu seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar pendidikannya sesuai dengan setiap anak secara perorangan, hal tersebut dapat dipelajari dari filosofi perkembangan.
c. Membantu anak didik
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan yang diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.Kita maklumi bahwa setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, mau bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan sendiri.Untuk itu pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat pada keinginan anak didiknya tersebut.
4. Syarat-syarat Pendidik
Setiap pekerjaan memerlukan syarat-syarat tertentu agar seseorang yang memiliki pekerjaan tersebut bisa berperan secara efektif dan efisien, apalagi bagi seseorang pendidik yang bergaul dengan makhluk yang beraneka ragam karakter dan harus berubah ke arah yang lebih baik, maka syarat-syarat tersebut harus dipenuhi.
Edi Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan:
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.
b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.
c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan
d. Mempunyai sikap bersedia membantu anak didik.
e. Bersatu padu dengan anak didiknya, artinya dapat membuat suatu pergaulan pendidikan yang serasi dan mudah berbicara pada anak didik. Pendidik tetap bertindak sebagai orang dewasa tetapi menyesuiakan cara mendidiknya dengan dunia anak.
B. Anak Didik
1. Pengertian Anak Didik
Peserta didik adalah umat manusia yang diakui haknya sebagai individu dan mempunya tanggung jawab sosial. Dengan demikian peserta didik dikatakan sebagai anak manusia yang tengah berkembang dengan pertolongan pendidik. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, peserta didik adalahq anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Perlu dipahami bahwa anak sebagai manusia yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan memiliki beberapa karakteristik. Tirtarahadja (2000) mengemukakan 4 karakteristik yang dimaksudkan, yaitu:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan makhluk unik. Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potens yang ingin dikembangkan dan diaktualisasikan.Untuk itu dibutuhkan bantuan dan bimbingan dari pendidik.
b. Individu yang sedang berkembang
Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar, baik ditujukan pada diri sendiri maupun ke arah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan, manusia berada dalam proses perkembangan, dan prosesnya melalui suatu rangkaian yang bertahap.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Dalam proses perkembangannya anak didik membutuhkan bantuan dan bimbingan. Sepanjang anak belum dewasa, ia membutuhkan bantuan dan menggantungkan diri kepada orang dewasa.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Anak didik dalam perkembangannya memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan.Pada diri anak ada kecenderungan untuk memerdekakan diri, sehingga menimbulkan kewajiban bagi pendidik untuk secara bertahap memberi kebebasan dan pada akhirnya pendidik mengundurkan diri dari usaha memberi bantuan kepada anak, apabila anak benar-benar telah mandiri.
2. Ciri-ciri Anak Didik
Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik Edi Suardi (1984) mengemukakan 3 ciri anak didik yakni sebagai berikut :
a. Kelemahan dan ketidakberdayaan
Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah tidak berdaya.Untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan.Berbeda dengan binatang begitu lahir langsung bisa berdiri. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah, misalnya dia tidak kuat oleh gangguan cuaca, keadaaan tubuh yang basah, panas atau dingin. Begitu juga rohaniahnya, dia tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya dan menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin berkurang berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau dengan kata lain melalui pendidikan.
b. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Bayi yang normal atau sehat tidak pernah diam, ia selalu ingin bergerak. Apa saja yang ia temukan ia raba dan ia coba, semuanya ingin ia ketahui. Kelemahan dan ketakberdayaan bayi menjadi motor vitalitas pada bayi sehingga ia ingin berkembang. Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak manusia lahir merupakan suatu karunia yang besar yang membawa mereka ke tingkat kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi.
c. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri
Anak didik ingin menjadi dirinya sendiri.Hal tersebut penting baginya, karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seseorang harus menjadi diri sendiri. Tanpa itu, manusia akan menjadi manusia yang tidak berkepribadian. Pendidikan yang tidak memperhatikan anak yang ingin menjadi diri sendiri dalah pendidikan yang bersifat otoriter bahkan memaksa, berarti mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh.
3. Perkembangan Anak Didik
a. Bayi (0 – 2 tahun)
Masa bayi, di satu sisi dalam keadaan tidak berdaya, akan tetapi di sisi lain menunjukkan keinginan berkembang yang tak mau berhenti dan dengan semangat mengagumkan. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang disekitarnya.Ia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang asing yang datang padanya belum tentu dipercayainya.
b. Kanak-kanak (3 – 7 tahun)
Masa kanak-kanak dapat diklasifikasikan menjadi 2 fase, yaitu sebagai berikut :
1) Usia3 – 4 tahun, merupakan masa otonomi, rasa malu, dan ragu. Pada tahap ini, sampai batas tertentu, anak belajar untuk dapat berdiri sendiri secara fisik dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain sendiri tanpa dibantu oleh orang lain, namun di sisi lain ia juga memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
2) Usia 4 – 7 tahun adalah masa eksplorasi (penyelidikan). Masa ini penuh dengan kegairahan untuk melihat dan mengetahui sebanyak-banyaknya yang ditandai dengan hasrat ingintahu yang luar biasa.Karena itu tidak mengherankan kalau pada tahap ini anak selalu aktif.
3) Anak-anak (7 – 12 tahun)
Pada masa anak-anak ini, mereka menginjak masa yang lebih luas, dunia mereka lebih rasional daripada dunia kanak-kanak.Tanda utamanya adalah pengenalan dan penyelidikan yang lebih luas. Pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar.
4) Puber (12 – 14 tahun)
Masa puber merupakan masa transisi sebab masa ini berada dalam peralihan antara masa anak-anak dan remaja.Pada tahap ini, anak mulai mengalami perubahan secara biologis dan psikologis.Anak mengalami perubahan fisik dan perubahan suara.Secara psikologis, laki-laki dan perempuan mulai tertarik kepada lawan jenis.
5) Remaja (14 – 17 tahun)
Masa remaja sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung oleh kemampuan dan kecakapan yang dimiliki.Ia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri pada remaja seringkali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai bentuk penyimpangan.
4. Anak didik sebagai individu
Individu adalah orang seorang diri, perseorangan.Manusia perseorangan sebagai kesatuan yang tidak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik. Tidak ada dua individu yang persis sama, sekalipun kembar siam dan bebas mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri.
Individu adalah irang yang tidak bergantung pad orang lain, dalam arti anda benar-benar seorang pribadi, menentukan diri sendiri, tidak dipaksa dari luar, anda sendiri yang mempunyai sifat-sifat keinginan sendiri. Individu satu dengan undividu yang lainnya saling bergaul dalam kehidupan bersama, tetapi tidak meluluhkan diri kepada orang lain. Masingmasing individu berhgak menentukan dirinya sendiri, tetapi tidak merugikan orang lain.
Hal-hal yang diuraikan tadi merupakan prinsip dasar bagi pendidikan, yaitu pengakuan bahwa setiap manusia, dan dengan sendirinya juga anak didik adalah seorang individu.
C. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak Didik
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa.Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan.
1. Pendidikan Berarti Komunikasi
Pendidik dan anak didik akan berkomunikasi, dalam arti komunikasi dua arah. Berkomunikasi berarti berhubungan timbale balik, seolah bercakap-cakap antara kedua belah pihak, bukan sekedar bercerita. Antara anak dan pendidik harys ada hubunga timbale balik. Terjadinya hubungan tidak hanya dari pihak ayah dan ibuatau guru, melainkan juga dari pihak anak.
Dalam berkomunikasi anak harus diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, mencoba kemampuannya sendiri, kegiatan pendidikan bukan berarti berkomunikasi sepihak.
Dalam berkomunikasi antara pendidik dengan anak didik ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Menyediakan situasi yang baik
Menyediakan suasana yang baik merupakan suatu upaya yang harus dilakukan pendidik. Pendidik berkewajiban menyediakan situasi da kondisi yang paling baik agar anak didik dapat mencari sendiri yang ia perlukan. Menyediakan situasi yang baik bukan saja mengenal budaya mati, libgkungan alam dan kebendaan, namun menyediakan lingkungan yamg baik berarti pula memberikan suasana pergaulan yang baik.
b. Mengikuti irama anak
Setiap anak berkembang dengan suatu cara yang berbeda, dalam cara tersendiri, ada anak yang mengalami tempo perkembangna cepat ada pula yang lambat. Irama atau tempo ini tidak bisa dipaksakan dengan cepat. Tiap anak dikaruniai dengan berbagai kemungkinan untuk berkembang, dan kemungkinan itu tidak sama bagi setiap anak. Membantu untuk berkembang merupakan kewajiban pendidikan.
2. Syarat interaksi pedagogis
Interaksi pedagogis anak berlangsung apabila terdapat beberapa hal sebagai berikut :
a. Rasa tenang pada anak didik
Suatu interaksi pedagogis hanyahanya mungkin terjadi pada anak didik ada suatu perasaan bahwa ia dapat berkembang dengan tenang. Ketenngan sebagai akibat adanya suatu perasaan apada diri anak bahwa dirinya aman. Aman dalam arti karena ia percaya pada pendidiknya bahw pendidiknya akan memberikan suatu bantuan yang diberikan kepadanya.
b. Hadirnya kewibawaan
Anak didik secara relatif merasa dirinya tidak berdaya tidak berarti benar-benar tidak berdaya. Anak yang sudah besar, misalnay usia sepuluh tahun dapat bergerak kesana kemari, bahkan dapat memikirkan dirinya sendiri, ia merupakan anak didik yang tidak tak berdaya. Ia dapat menolong dirinya sendiri, ia adalah berdaya msmpu berbuat sesuatu.jadi pengertian relatif artinya tidak berdaya dibandingkan denagan pendidiknya.
c. Kesediaan pendidik membantu anak didik
Interaksi edagogis terjadi apabila dari pihak pedidik ada kesediaan atau kerelaan embantu anak didik. Syarat ini mutlak karena tanpa kesediaan pendidik membantu anak didik, perasaan tidak aman pada anak seperti telah disebutkan di atas tidak akan hadir dan tentunya interaksi akan terganggu, dan akibat seterusnya tentu interaksi tidak berjalan.
d. Perhatian mutlak anak
Dalam interaksi pedagogis pendidik harus memperhatikan minat anak didi karena pada diri anak didik ada muncul perasaan bahwa interaksi dengan pendidik yang sedang berjalan akan berguna bagi dirinya.
Untuk menarik minat anak, pendidik akan berusaha denganberbagai cara, diantaranya dengan melibatkan meeka pada suatu kegiatan secara kangsung, sehingga mereka akan aktif dalam melaksanakan kegiatannya.
3. Interaksi pedagogis dalam pembelajaran di sekolah
a. Karakteristik interaksi pedagogis di sekolah
1) Interaksi atas dasar tugas dan peran masing-masing
Dalam situasi belajar mengajar ditandai dengan hubungan peran dan tugas, dimana hubungan guru dan murid untuk pertama kali tidak didasarkan atas kecintaan atau hubungan kasih saying seperti pada hubungan orang tua dengan anak.
2) Ada tujuan
Dalam interaksi belajar mengajar untuk mencapai sesuatu demi kepentingan murid. Tifak ada kegiatan yang tidak bertujuan untuk mencapai sesuatu demi kepentingan murid. Tidak ada yang tidak bertujuan dalam situasi ini karena pada dasarnya situasi dfan interaksi ini lahir untuk kepentingan murid.
3) Kemauan guru untuk membantu
Dalam interaksi pembelajara ditandai dengan kemauan guru untuk membantu murid mencapai sesuatu kepandaian atau keterampialan serta sikap tertentu. Murid beranggapan bahwa guru dapat membantunya dalam hal-hal tertentu di dalam perkembangannya. Karena itu lahir sikap memghargai serta menaati guru sebagai pernyataan pengakuan murid pada kewibawaan guru.
4) Ada suatu prosedur yang sengaja direncanakan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam suatu interaksi pembelajaran, kita tidak dpat melakuakan sesuatu atas kemauan sendiri. Ada suatu urutan kegiatan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
5) Ditandi dengan suatu garapan materi
Materi ini adalah alat untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran tertentu. Bahan ini sudah disiapkan sebelum interaksi belajar-mengajar berjalan.
6) Interaksi pembelajaran ditandai dengan ativitas anak
Tidak ada gunanaya guru melakukan interksi belajr mengajar di skolah, kalau murid tidak aktif, atau hanay pasif dalam belajar.
Banyak kegagalan belajar disebabkan karena kurangnya keaktifan anak dalam belajar.
7) Guru mengambil peranan membimbing
Membimbing disini bisa beruap mengaktifkn unteraksi, yaitu menjadi motor dalam pross brlajar mengajar.guru menjadi motovitar (pemberi dorongan), guru juga menjelaskan, dan sebagainya.guru merupakan tokoh utama dalam interaksi belajar mengajar.
8) Ada suatu disiplin
Disiplin merupakan suatu pola tingkah laku yang diatur dan ditaati oleh guru dan murid. Dalam hal ini ada suatu prosedur, kalau suatu prosedur sudah ditetapkan maka semua pihak yang terkait tidak boleh menyimpang darinya.
9) Ada batas waktu
Setiap tujuan adabatas waktu tertentu yang diberikan kapan harus dicapai dan sebagainya. Hal ini terpaksa dilakukan mengingat bahwa kelas kita memang besar-besar.
10) Interaksi belajar mengajar individual
Dalam jenis interaksi ini anak belajar secara individual . bukan berarti sendiri dalam berbagai hal, namun lebih baik dari belajar kelompok.
11) Interaksi belajar mengajar berkelompok
Jenis inilah yang sekarang banayk dipakai,hal ini disebakan karena cara ini lebih murah dan lebih cepat.
12) Interaksi belajar mengajar dengan tim guru
Pada cara berkelompok terkadang kita sengaja meminta sejumlah guru untuk bersama-sama pada saat waktumelakuakn interaksi belajar mengajar dengan sekelompok murid.
b. Aspek-aspek pendidikan
Aspek-aspek pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan Uhbiyati (2001), yaitu:
1) Pendidikan budi pekerti
Budi pekerti berkaitan dengan akhlak manusia, watak, merupakan aspek yang sangat fundamental (mendasar) dalam kehidupan manusia baik secara individu maupun berkelompok.
2) Pendidikan kecerdasan
Pendidikan kecerdasan merupakan tugas pokok sekolah, bertujuan agar anak dapat berfikir secara kritis, logis dan kreatif.
3) Pendidikan social
Manusia senantiasa hidup dalam kehidupan yang berkelompok, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Untuk kehidupan bersama diperlukan sifat-sifat sabar, ramah, santun, tolong menolong, dan sebagainya.
4) Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan mendidik agar anak kelak menjadi warga Negara yang baik, utuh dan berguna bagi kehidupan masyarakat dan negara.
5) Pendidikan estetika
Pendidikan keindahan bertujuan agar anak didik memiliki rasa kehauan terhadap keindahan, memiliki selera keindahan dan menghargai keindahan, bukan mendidik anak untuk menjadi seorang sniman.
6) Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani bukan hanya berupa latihan jasmani saja yang bertujuan memperkuat otot tetapi juga bertujuan untuk membentuk watak.
7) Pendidikan agama
Pendidikan di sekolah, khususnya di sekolah dasar sebaiknya ditekankan kepada pembiasaa, yaitu kebiasaan untuk melakukan ajaran agama, misalnya sholat tept waktu di mesjid, melaksanakan puasa, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik merupakan orang yang membimbing terjadinya proses pendidikan pada peserta didik, sehingga pendidik memiliki tanggungjawab terhadap keberhasilan atau kegagalan pendidik. Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelaksanaan pendidikan dengan dengan sasarannya adalah anak didik.
Peserta didik adalah umat manusia yang diakui haknya sebagai individu dan mempunya tanggung jawab sosial. Dengan demikian peserta didik dikatakan sebagai anak manusia yang tengah berkembang dengan pertolongan pendidik. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, peserta didik adalahq anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa.Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik dengan pendidik yang terarah pada tujuan pendidikan.